Dia berdiri dengan megah di puncak bukit setinggi 263 meter dari permukaan laut, seolah ingin menunjukkan eksistensinya. Betapa tidak, kemegahan Garuda Wisnu Kencana (GWK) sudah membuatnya menjadi salah satu ikon yang semakin mengukuhkan posisi Indonesia di bidang seni dan budaya dunia bersama-sama dengan candi Borobudur dan Prambanan.
GWK, yang merupakan penggambaran dari Dewa Wisnu yang mengendarai Garuda, juga menjadi tujuan wisata wajib untuk siapapun yang mengunjungi Bali. Dan setelah menatap maha karya tersebut, kita tidak bisa tidak merasa kagum dengan buah tangan I Nyoman Nuarta tersebut.
Ternyata ada banyak cerita seputar GWK yang sama mengagumkannya dengan kemegahan patung itu sendiri, mulai dari proses perwujudannya sampai dimensi-dimensinya yang mencengangkan.
13 Hal Unik dan Mencengangkan
Berikut adalah 13 hal unik mengenai GWK yang akan membuat kita semakin mengapresiasi apa yang bisa dicapai oleh manusia biasa dengan komitmen dan motivasi yang luar biasa.
1. Luas Area
Bertempat di Jalan Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kuta Selatan, GWK adalah bagian dari taman budaya seluas 240 hektar. Luas ini setara dengan kira-kira 740 kali luas lapangan sepak bola internasional. Untuk mereka yang punya rutinitas olahraga mengelilingi lapangan sepak bola, boleh dibayangkan seperti apa rasanya mengelilingi GWK.
2. Tinggi, Ketinggian, dan Lebar
GWK berdiri kokoh di permukaan setinggi 263 meter dari permukaan laut. Patungnya sendiri memiliki tinggi 121 meter dan dinobatkan sebagai patung tertinggi ketiga di dunia mengalahkan patung Liberty yang "hanya" setinggi 93 meter. Meskipun bukan yang paling tinggi, dengan lebar 65 meter, GWK merupakan patung terlebar di dunia.
3. Lama Pengerjaan GWK
Jika dihitung dari awal kemunculan ide-nya di tahun 1989 ketika I Nyoman Nuarta bertemu dengan dua menteri pada masa itu yaitu Joop Ave dan IB Sujana, juga gubernur Bali, Ida Bagus Oka, maka lama waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkan GWK sampai saat peresmiannya di bulan September 2018 adalah 29 tahun.
4. Bahan dan Berat
Diperlukan 24 segmen, 754 modul, dan 3000 ton kepingan tembaga untuk membentuk patung GWK secara lengkap. Sebagai gambaran, sebuah mobil pribadi memiliki berat kurang lebih 1,5 ton. Itu artinya berat GWK setara dengan kira-kira 2.600 mobil.
5. Biaya Pembuatan
Lalu berapa biaya untuk menyelesaikan patung ini? Anggarannya tidak main-main, karena dana yang dibutuhkan adalah sebesar 450 Miliar rupiah. Proses pengerjaan patung ini sempat terkatung-katung selama beberapa tahun karena masalah dana, sampai akhirnya seorang pengusaha besar Indonesia mengakuisisi proyek ini dan membantu pendanaan.
6. Orang-orang yang terlibat
Selain I Nyoman Nuarta sendiri, ada 120 orang seniman yang ikut terlibat didalamnya. Ada juga kira-kira 1000-an pekerja yang terbagi di dua tempat, 400 orang di Bandung dan 600 orang di Bali. Jika kita melihat upacara awal pengerjaan GWK dan juga upacara-upacara lain sampai dengan pembukaan GWK secara resmi, masih ada ribuan orang lagi yang terlibat, termasuk para penari dan murid-murid sekolah di Bali.
7. Lift dan Bus
Untuk mencapai lantai tertinggi dari patung ini, yaitu lantai 23 yang berada di ketinggian bahu patung, diperlukan lift khusus. Akan ada pembatasan pengunjung yang bisa masuk ke lantai ini. Selain itu, karena luas area yang luar biasa, diperlukan bis khusus yang membawa para pengunjung dari titik masuk ke lokasi patung.
8. Pro dan Kontra
Pembangunan GWK ini bukan tanpa pro dan kontra. Ada sebagian masyarakat Bali yang melakukan protes, baik karena alasan aturan keagamaan daerah yang mengharuskan tinggi bangunan yang tidak melebihi pohon kelapa (15 meter), atau juga dana pembangunannya yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
9. Musibah Kepala Patung
Ada juga satu musibah yang terjadi pada saat pengerjaan GWK ini. Ketika kepala patung sudah 60 persen rampung dan sudah memakan biaya 400 juta, kepala patung ini terbakar habis di studio milik I Nyoman Nuarta di Bandung.
10. Mata Air Keramat
Tidak jauh dari lokasi patung, terdapat sebuah mata air keramat yang dinamakan Parahyangan Somaka Giri. Disebut keramat karena ia keluar dari bukit kapur yang gersang. Air dari mata air ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan juga digunakan sebagai salah satu syarat untuk memanggil hujan.
11. Balok-balok Kapur Raksasa
Salah satu hal lain yang mencengangkan dari area taman budaya GWK adalah balok-balok kapur raksasa yang membentuk ruang dan sirkulasi di dalam area. Balok-balok raksasa ini tadinya adalah bukit kapur yang dipotong-potong rata. Mendengarkan frasa "memotong bukit" seperti sedang membaca dongeng saja.
12. Ribuan Balok Es
Sebagai landasan untuk patung, dibuatlah sebuah bangunan yang bisa berfungsi sebagai ballroom. Tetapi sama seperti konstruksi bangunan pada umumnya, semakin besar dan berat sebuah bangunan, diperlukan pondasi yang semakin kokoh.
Pondasi beton yang digunakan memiliki ketebalan 2,2 meter, dan untuk menghindari keretakan pada saat pengecoran karena suhu udara di lokasi yang cukup panas, ditambahkanlah 43.024 balok es.
13. Puluhan Ribu Batang Kerangka Baja
Selain menahan beban yang ribuan ton itu, harus dipikirkan juga ketahanan struktur patung ini terhadap angin dan juga gempa. Untuk menopang ukuran sebesar itu, termasuk berat material kulit patung dan juga lebar bentang sayap Garuda sepanjang 64 meter, diperlukan kerangka yang kuat dan kokoh. Bahan yang dipilih untuk menjadi kerangka tersebut adalah baja.
Ada 21.000 batang baja dan 170.000 baut seberat 2.000 ton yang digunakan. Batang-batang baja ini diproduksi oleh Cakra Steel, salah satu pabrik baja terbesar di Indonesia.
Mari Kita Kunjungi GWK
Sekedar membaca dan melihat foto-foto GWK tidak akan bisa menggantikan kekaguman ketika hadir sendiri di depan maha karya ini.
Jadi jika ada waktu dan kesempatan, tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mengunjungi GWK di Bali. Dan jangan lupa untuk berbagi kesan-kesan anda di komentar di bawah ini.